Jumat, 28 November 2014

Negara Dengan Mutu Pendidikan Terbaik Dunia


Negara Dengan Mutu Pendidikan Terbaik Dunia - Mungkin kita bertanya-tanya mengapa rakyat Indonesia mutu pendidikannya rendah. Tahukan anda bahwa jika mutu pendidikan kita rendah maka akan melahirkan generasi yang suka hura-hura, tawuran dan hidup yang terombang-ambing.

Pada postingan kali ini, saya akan mengulas Negara Finlandia sebagai negara dengan mutu pendidikan yang terbaik di dunia agar bisa menjadi cerminan dan pelajaran bagi kita semua khususnya para guru.

Finlandia selalu mencapai peringkat yang terting di dunia bidang pendidikan. Padahal, murid di negara Eropa tersebut menjalani jam belajar paling singkat di antara negara maju lainnya. Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas. Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi nomor satu di pentas dunia?

Finlandia menggunakan filsafat pendidikan yang menyatakan "setiap orang Memiliki sesuatu yang bisa disumbangkan" dan mereka yang mengalami kesulitan di mata pelajaran tertentu semestinya tidak ditinggalkan.

Jika banyak negara percaya bahwa Ujian dan Evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang bisa menghancurkan tujuan belajar siswa.

Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk Semata-mata lulus ujian atau naik kelas.Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri. Ini membantu siswa belajar bertanggung jawab atas pekerjaan mereka sendiri. Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Siswa didorong untuk belajar secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Penelitian membuktikan bahwa jika terlalu banyak komando hanya akan membuat siswa menjadi tertekan dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak mengasyikkan.

Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan perilaku siswa membuat PROGRAM INDIVIDUAL bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.

PENDIDIKAN GRATIS merupakan bagian utama dari sistem kebijakan Finlandia. Dari sejak TK hingga perguruan tinggi semuanya gratis. Setelah usia 16 tahun, anak Finlandia memutuskan apakah memilih untuk sekolah akademik atau kejuruan. Universitas dibagi antara akademik dan politeknik atau ilmu terapan.

Disamping itu mengajar adalah karier prestisius di Finlandi dan guru juga sangat dihormati.

Itulah gambaran tentang mutu pendidikan dan teknik belajar di Finlandia sebagai negara dengan mutu pendidikan terbaik di dunia.

Berdasarkan fakta di atas, maka tidaklah mengherankan jikalau Indonesia mutu pendidikannya rendah. Mengapa? Karena yang dikejar adalah bagaimana lulus UAN dan semuanya ditekan mulai dari siswa yang ditekan guru, guru yang ditekan dinas pendidikan kabupaten lalu provinsi sampai tingkat nasional.

Walaupun tujuan UAN, UN, UAS, US apapun namanya, baik yaitu sebagai standard, namun dari tulisan di atas akan kelihatan hasil mutu antara siswa yang belajar menyenangkan dan siswa yang belajar karena ditekan.

Daftar Kata Kerja Operasional SK KD

DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL

PADA PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI DAN

KOMPETENSI DASAR

 .

STANDAR KOMPETENSI

Contoh:
mendefinisikan                        mengidentifikasikan
menyusun                               menerapkan                          
mengenal                                mengkonstruksikan
menyelesaikan
 .

KOMPETENSI DASAR

Contoh:
mengidentifikasikan          membuat                     mendemontrasikan
menunjukkan                       menafsirkan                menerjemahkan
membaca                               menerapkan                merumuskan
menghitung                          menceritakan              menyelesaikan
menggambarkan                menggunakan              menganalisis
melafalkan                            menentukan                 mensintesis
mengucapkan                      menyusun                     mengevaluasi
membedakan                       menyimpulkan
 .
KETERANGAN:
  1. Satu kata kerja tertentu, seperti mengidentifikasikan, dapat dipakai baik pada standar kompetensi maupun kompetensi dasar; perbedaannya terletak bahwa pada standar kompetensi cakupannya lebih luas daripada pada kompetensi dasar.
  2. Satu butir standar kompetensi dapat dipecah menjadi beberapa butir kompetensi dasar.
  3. Satu butir kompetensi dasar, nantinya harus dipecah menjadi minimal 2 indikator.
  4. Standar kompetensi dan kompetensi dasar belum memuat atau bukan merupakan indikator.
semoga bermanfaat.
terimakasih atas kunjungannya..

Rabu, 26 November 2014

Berita / Cerita Motivasi 

Mrs. Thompson dan Little Teddy

Selasa, 25 November 2014
Guru adalah manusia biasa. Mereka pernah berbuat salah dan tidak selalu menyenangkan. Tapi mereka mau berubah dan memperbaiki diri. Mereka mempunyai pandangan yang lebih terbuka, sehingga mereka dinamakan ‘guru’.

Kisah Mrs. Thompson dimulai saat ia berdiri sebagai guru di depan kelas 5 pada hari pertama sekolah. Seperti kebanyakan guru yang berbasa-basi, dia mengatakan ketidakbenaran kepada anak-anak didiknya. Ia memandang ke seluruh murid dan berkata bahwa ia mencintai mereka semua sama. Namun, itu tidak mungkin, karena di barisan depan, duduk merosot di kursinya, ada seorang anak kecil bernama Teddy Stoddard.

Mrs. Thompson sudah mengawasi Teddy sejak setahun sebelumnya dan ia memerhatikan bahwa anak ini tidak bermain dengan baik bersama anak-anak lain. Bajunya morat marit dan penampilannya yang kucel terlihat seperti anak yang selalu perlu untuk dimandikan. Selain itu, Teddy bisa berubah menjadi anak yang tidak menyenangkan bagi anak lainnya.

Rasa tidak suka kepada Teddy pun muncul dalam diri Mrs. Thompson. Rasa tidak suka yang sampai ke titik di mana Mrs Thompson benar-benar akan merasa senang menandai kertas ulangan Teddy dengan tinta merah besar, membuat “X” tebal dan kemudian menempatkan nilai "F" besar di atas kertas. Seolah dengan itu semua Mrs. Thompson mempertegas kualitas Teddy sebagai seorang murid di sekolah itu.

Suatu ketika, sekolah tempat Mrs.Thompson mengajar, memintanya untuk melihat catatan masa lalu tiap anak. Mrs. Thompson pun mencari tahu catatan masa lalu tiap anak dari guru-guru di kelas sebelumnya. Karena tidak tertarik, ia membiarkan cacatan Teddy di giliran terakhir. Namun, ketika membaca catatan Teddy, Mrs. Thompson terkejut.

Guru kelas 1 Teddy menulis, "Teddy adalah anak pintar dengan tawa yang siap lepas setiap saat. Dia bekerja dengan rapi dan memiliki sikap yang baik ... dia adalah sukacita untuk siapapun yang berada di sekitarnya .."

Guru kelas 2 Teddy menulis, "Teddy adalah murid yang sempurna, sangat disukai oleh seluruh temannya, tetapi ia terganggu karena ibunya memiliki penyakit yang menjadikannya kritis, saat-saat Teddy di rumahnya pastilah saat yang sulit."

Guru kelas 3 Teddy menulis, "Kematian ibunya adalah hal yang sulit baginya. Dia mencoba untuk melakukan yang terbaik, tetapi ayahnya tidak menunjukkan ketertarikan padanya dan kehidupan di rumah akan segera mempengaruhinya jika tidak ada langkah-langkah yang diambil."

Guru kelas 4 Teddy menulis, "Teddy menjadi mundur dan tidak menunjukkan ketertarikan di sekolah. Dia tidak punya banyak teman dan terkadang tertidur di kelas."

Setelah itu, Mrs. Thompson menyadari masalahnya dan dia malu terhadap dirinya sendiri. Suatu hari, di saat perayaan di kelas, ia merasa tidak enak ketika murid-muridnya membawa hadiah, dibungkus dengan pita cantik dan kertas yang menyala, kecuali pemberian Teddy. Hadiah dari Teddy dibungkus kertas kardus cokelat. Mrs Thompson dengan susah payah membukanya di tengah hadiah lainnya. Beberapa anak mulai tertawa saat melihat hadiah itu adalah gelang batu dimana beberapa batunya telah hilang, dan sebuah botol yang berisi seperempat penuh parfum. Mrs Thompson menghentikan tawa anak-anak ketika dia berseru betapa cantiknya gelang itu, mengenakannya di tangannya, dan mengoleskan sedikit parfum di pergelangan tangannya. Seusai perayaan Natal itu, Teddy Stoddard tetap tinggal di sekolah hari itu, ia menunggu cukup lama untuk kemudian mengatakan, "Mrs Thompson, hari ini bau wangi Anda seperti ibu saya dulu." Setelah anak-anak pergi, Mrs. Thompson menangis selama setidaknya satu jam.

Pada hari itu, ia memahami bahwa menjadi guru bukan soal mengajar membaca, menulis dan berhitung. Ia sadar bahwa tugasnya adalah mendidik anak-anak untuk perkembangan mereka. Mrs. Thompson kemudian memberi perhatian khusus kepada Teddy. Saat Mrs. Thompson mulai bekerja dengan Teddy, datanglah pikiran yang membuat Teddy merasa hidup. Semakin Mrs. Thompson mendorongnya, semakin cepat Teddy memberikan respon. Pada akhir tahun, Teddy menjadi salah satu anak terpandai di kelas. Tidak mungkin Mrs. Thompson akan berbohong dengan mengatakan bahwa ia mencintai semua anak-anak secara sama, karena mereka memang tidak sama, dan cinta hanya bisa dirasakan ketika diberikan personal atau spesial, ke masing-masing orang.

Setahun kemudian, dia menemukan catatan di bawah pintu, dari Teddy, yang mengatakan bahwa ia adalah guru terbaik yang pernah dimiliki sepanjang hidupnya.

Enam tahun berlalu sebelum ia mendapat catatan lain dari Teddy. Dia kemudian menulis bahwa ia telah lulus SMA, rangking ketiga di kelasnya, dan masih menuliskan bahwa dia adalah guru terbaik yang pernah dimiliki dalam hidup.

Empat tahun setelah itu, Mrs. Thompson menerima surat yang lain, mengatakan bahwa ketika keadaan sedang sulit, ia harus tinggal di sekolah, dan disibukkan oleh studinya, dan akan segera lulus dari akademi dengan penghargaan tertinggi. Teddy meyakinkan Mrs. Thompson bahwa dia masih yang terbaik guru dan yang paling dia sukai yang pernah dimiliki sepanjang hidupnya.

Kemudian empat tahun berlalu dan surat yang lain datang. Kali ini Teddy menjelaskan bahwa dirinya telah menyelesaikan gelar sarjananya, dia memutuskan untuk pergi melanjutkan studinya. Surat itu menjelaskan bahwa dia masih yang terbaik dan guru favorit guru yang pernah dimiliki. Tapi sekarang, Mrs Thompson melihat nama Teddy sedikit lebih panjang .... Surat itu ditandatangani, Theodore F. Stoddard, MD.

Cerita tidak berakhir di sana. Ada lagi surat lain yang musim semi. Teddy mengatakan ia telah bertemu dengan seorang gadis dan akan menikah. Dia menjelaskan bahwa ayahnya telah meninggal beberapa tahun yang lalu dan dia berharap Mrs. Thompson bersedia duduk di pernikahan di tempat yang biasanya disediakan untuk ibu pengantin.

Tentu saja, Mrs Thompson bersedia. Dan coba tebak? Mrs Thompson mengenakan  gelang, yang beberapa batunya hilang, pemberian Teddy dulu. Selain itu, ia memastikan dia memakai parfum yang membuat Teddy teringat ibunya.

Di hari pernikahan, Mrs. Thompson dan Teddy Stoddrard saling berpelukan, dan Dr Stoddard berbisik di telinga Mrs. Thompson, "Terima kasih Mrs. Thompson untuk mempercayai saya. Terima kasih banyak untuk membuat saya merasa penting dan menunjukkan bahwa saya bisa membuat perbedaan."

Mrs. Thompson dengan air mata berlinang, balik berbisik. Dia berkata, "Teddy, kau sepenuhnya salah. Justru kau adalah orang yang mengajari saya bahwa saya bisa membuat perbedaan. Saya tidak tahu bagaimana caranya mengajar sampai bertemu denganmu."

Kisah di atas adalah sebuah kisah yang telah banyak diangkat dalam buku-buku inspiratif internasional. Cerita itu adalah cerita fiksi yang ditulis oleh Elizabeth Silance Ballard dan dipublikasikan di Home Life magazine pada tahun 1976.

Elizabeth dalam cerita tersebut ingin menjelaskan kepada pembacanya bahwa guru bukan manusia sempurna. Mereka juga pernah punya pikiran negatif selayaknya manusia biasa. Tapi apa yang menjadi spesial dalam diri mereka adalah kemampuan mereka untuk membuka pikiran dan mau memperbaiki diri. Hal inilah yang dianggap Elizabeth harus diketahui semua orang. Hal spesial tersebut yang menurutnya sebuah kemampuan guru sehingag bisa mengajarkan muridnya menuju ke arah yang lebih baik.

Source : “Excellent Happiness” oleh Audifax, konsultan Institut Ilmu Sosial Alternatif (IISA) dan kontributor Majalah LuarBiasa

Kasih Sayang Guru

Selasa, 25 November 2014
Profesi yang paling sulit di dunia ini adalah menjadi guru. Menjadi guru bukan hanya harus bisa membawa diri sendiri tapi juga membawa anak didiknya ke arah yang lebih baik.

Semua orang di dunia ini membutuhkan guru. Maka itu, guru merupakan salah satu profesi yang selalu dibutuhkan manusia. Era pendidikan saat ini memasuki masa sulit, termasuk di Indonesia. Dunia pendidikan harus bersaing dengan bidang lain yang sedang berkembang dan lebih populer seperti teknologi. Di Indonesia, tidak jarang murid lebih well-informeddibanding gurunya akibat perkembangan teknologi yang menargetkan generasi muda. Ini menjadi salah satu faktor kesulitan guru dalam mengajar saat ini.

Faktor lain yang juga sangat berpengaruh adalah lingkungan sekitar. Dunia luar saat ini boleh dibilang lebih liar terhadap generasi muda. Pengedaran narkoba, geng motor, kekerasan, dan komunitas dengan kegiatan negatif lainnya banyak menargetkan anak muda terutama pelajar untuk menjadi anggota barunya. Ini yang menjadi tantangan terbesar guru dalam mendidik. Bahkan, keharmonisan internal keluarga juga merupakan salah satu pengaruh besar terhadap hubungan guru dengan peserta didik.

Tidak jarang guru ditempatkan pada posisi sulit dimana di satu sisi, ia tidak bisa selalu mengikuti perkembangan muridnya 24 jam penuh. Tapi di satu sisi lain, ada tanggung jawab besar terhadap orangtua murid yang berharap banyak bantuan para guru dalam mendidik anak-anak mereka.

Tidak hanya itu, menjadi seorang guru berarti harus bisa mengerjakan 3 tugas sekaligus, yaitu : motivator, pemberdaya, dan instruktur. Seorang guru bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pelajaran kepada murid, tetapi juga membentuk kepribadian mereka sehingga bernilai tinggi. Dalam kegiatan mengajar, seorang guru hendaknya menggunakan cara yang simpatik, halus, tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan ini seorang guru hendaknya jangan mengekspos atau menyebarluaskan kekurangan muridnya di depan umum, karena cara itu dapat menyebabkan anak didik memiliki jiwa yang keras, menjadi menentang, membangkang dan memusuhi gurunya. Hal ini dapat menimbulkan situasi yang tidak mendukung terlaksananya pengajaran yang baik.

Tapi tahukah Anda bahwa semua guru dan pendidik pasti punya rasa sayang terhadap anak didiknya, layaknya orangtua terhadap anaknya? Makanya, meskipun sering diacuhkan dan diperlakukan semena-mena oleh muridnya, guru yang baik tidak akan pernah berhenti untuk membangkitkan potensi yang dalam diri muridnya. Banyak orang sukses dunia yang hingga sekarang tidak pernah melupakan jasa guru mereka.

Maka dari itu, tugas sebagai seorang guru bukanlah profesi yang mudah. Seperti yang pernah dikatakan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, KI Hajar Dewantara : Menjadi guru berarti siap menjadi pengabdi bangsa. Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.

Kalimat di atas adalah kutipan KI Hajar Dewantara tersebut yang kini menjadi semboyan bagi pendidikan Indonesia. Maknanya adalah di depan, seorang pendidik harus menjadi contoh yang baik, mampu menciptakan ide dan prakarsa ketika mengajarkan muridnya, dan memberikan dorongan kepada muridnya dari belakang.

Jadi, Hargai guru Anda dan jangan melupakan jasanya yang tanpa pamrih!
Selamat Hari Guru Nasional

Minggu, 23 November 2014

Surat untuk Ibu dan Bapak Guru
dari Mendikbud *
Ibu dan Bapak Guru yang saya hormati dan muliakan,
Semoga Ibu dan Bapak Guru dalam keadaan sehat, bahagia, dan penuh semangat saat surat ini menemui Ibu dan Bapak sekalian. Seiring dengan peringatan Hari Guru ini, atas nama pemerintah, saya menyampaikan apresiasi kepada Ibu dan Bapak Guru semua yang telah mengemban tugas mulia serta mengabdi dengan hati dan sepenuh hati. Izinkan saya dengan rendah hati menyampaikan rasa hormat, rasa terima kasih, dan rasa bangga atas pengabdian Ibu dan Bapak sekalian.
Menjadi guru bukanlah pengorbanan. Menjadi guru adalah sebuah kehormatan. Ibu dan Bapak Guru telah memilih jalan terhormat, memilih hadir bersama anak-anak kita, bersama para pemilik masa depan Indonesia. Ibu dan Bapak Guru telah mewakili kita semua menyiapkan masa depan Indonesia.
Mewakili seluruh bangsa hadir di kelas, di lapangan, bahkan sebagian harus mengabdi dengan fasilitas ala kadarnya demi mencerahkan dan membuat masa depan yang lebih baik untuk anak-anak kita. Saya ingin menggarisbawahi bahwa persiapan masa depan bangsa dan negara Indonesia ini dititipkan pada Ibu dan Bapak Guru.
Saya menyadari masih banyak tanggung-jawab pemerintah pada Guru yang belum ditunaikan dengan tuntas. Kita harus mengakui bahwa bangsa ini belum menempatkan guru sebagaimana seharusnya. Guru memiliki peran yang amat mulia dan amat strategis.
Saya percaya bahwa cara kita memperlakukan guru hari ini adalah cermin cara kita memperlakukan persiapan masa depan bangsa ini. Kita harus mengubah diri, kita harus meninggikan dan memuliakan guru.
Pemerintah di semua level harus menempatkan guru dengan sebaik-baiknya dan menunaikan secara tuntas semua kewajibannya bagi guru. Pekerjaan rumah pemerintah, di semua level masih banyak, mulai dari masalah status kepegawaian, kesejahteraan, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan guru harus dituntaskan.
Meskipun demikian, dibalik semua permasalahan yang ada, pendidikan harus tetap berjalan dengan baik. Di pundak Guru, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, ada wajah masa depan kita. Setiap hari Ibu dan Bapak Guru menemui wajah masa depan Indonesia, dan di ruang-ruang kelas itulah anak-anak bersiap bukan saja untuk menyongsong tetapi juga untuk memenangkan masa depan.
Hari-hari di depan kelas tentu menyedot energi. Anak-anak yang menuntut perhatian. Tugas-tugas Guru yang menumpuk. Masih banyak ruang kelas yang tak memadai, fasilitas belajar yang ala kadarnya, atau suhu udara yang tidak selalu bersahabat, ibu dan bapak guru yang saya hormati, teruslah hadir membawa senyum; berbekal kerahiman, songsonglah anak-anak bangsa ini dengan kasih sayang; hadirlah dengan hati dan sepenuh hati.
Kita semua sadar bahwa pendidikan adalah ikhtiar fundamental dan kunci untuk kita dapat memajukan bangsa. Potensi besar di Republik ini akan dapat dikembangkan jika manusianya terkembangkan dan terbangunkan.
Kualitas manusia adalah hulunya kemajuan dan pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam meningkatkan kualitas manusia.
Pada kesempatan ini saya mengajak kita semua untuk melihat pendidikan bukan semata-mata urusan negara, urusan pemerintah. Tanpa mengurangi peran negara, karena negara masih harus menyelesaikan tanggung-jawab yang belum tuntas dan meningkatkan kinerjanya, saya mengajak semua warga bangsa Indonesia untuk ikut bekerja sama demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Ya, secara konstitusional mendidik adalah tanggung jawab negara, tetapi secara moral mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik.
Saya mengajak semua kalangan, mari terlibat untuk membantu sekolah, guru, madrasah, balai belajar, dan taman belajar. Kita terlibat untuk mendorong kemajuan pendidikan. Untuk itu pula, kepada Guru, Kepala Sekolah, dan Tenaga Kependidikan mari kita bukakan pintu lebar-lebar. Kita mengajak dan memberi ruang kepada masyarakat untuk ikut terlibat, memikirkan, dan berbuat untuk kemajuan dunia pendidikan kita.
Ibu dan Bapak Guru yang saya muliakan,
Potret Indonesia hari ini adalah potret hasil dunia pendidikan di masa lalu. Potret dunia pendidikan hari ini adalah potret Indonesia masa depan. Jadikan rumah kita dan sekolah kita menjadi zona berkarakter mulia. Izinkan anak-anak kita merasakan rumah yang membawa nilai kejujuran. Izinkan anak-anak kita merasakan sekolah yang guru-gurunya adalah teladan. Biarkan anak-anak kita mengingat Kepala Sekolahnya dan seluruh Tenaga Kependidikan di sekolahnya sebagai figur-figur bersih dan terpuji karakternya.
Bayangkan Ibu dan Bapak Guru yang terhormat, kelak anak-anak kita akan hidup di era baru. Mereka hidup di era yang korupsi sudah dianggap sebagai sesuatu yang basi, sesuatu yang bukan lagi kelaziman, dan tidak semata-mata dipandang sebagai persoalan pelanggaran hukum, tetapi lebih dari itu korupsi menyangkut persoalan harkat dan martabat kemanusiaan.
Pada suatu saat, ketika anak-anak kita, murid-murid itu telah dewasa dan berkiprah di dalam masyarakat, mereka kelak bisa bertutur, "Saya belajar jujur, dan belajar integritas dari Guru". Seraya, nama Ibu/Bapak Guru disebut.
Ibu dan Bapak Guru mungkin saja tidak mendengar langsung ucapan-ucapan itu, tetapi yakinlah bahwa melalui anak didik yang meneladani Ibu/Bapak Guru itulah aliran pahala untuk Ibu dan Bapak tidak akan pernah berhenti. Pahala yang tiada henti-hentinya melalui anak-anak didik yang menjadi manusia berkarakter mulia, yang menjalani hidup dengan kejujuran dan berintegritas.
Karakter memang tidak cukup diajarkan melalui lisan dan tulisan. Karakter diajarkan melalui teladan. Oleh karena itu, Ibu dan Bapak Guru yang saya muliakan, jadilah figur-figur yang diteladani oleh murid-murid dan lingkungannya.
Akhirnya, kepada seluruh Guru, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, saya sampaikan apresiasi. Sekali lagi, atas nama pemerintah, saya sampaikan terima kasih. Ikhtiar mulia ini harus kita teruskan. Suatu saat kelak, Ibu dan Bapak Guru dapat melakukan refleksi atas apa yang sudah dijalani sambil bersyukur bahwa di saat Indonesia sedang mengubah wajahnya menjadi lebih baik, lebih bersih, lebih jujur, lebih cerdas, lebih kreatif, dan lebih cerah, Ibu dan Bapak Guru memegang peran penting.
Kelak Ibu dan Bapak dapat berkata, "Saya disana, saya terlibat. Sekecil apapun saya ikut mendidik generasi lebih baik. Saya ikut melahirkan generasi baru dan ikut berkontribusi membuat wajah Indonesia yang lebih cemerlang, dan membanggakan."
Selamat meneruskan pengabdian mulia, selamat menginspirasi, dan Selamat Hari Guru.
Salam hangat,
Anies Baswedan

           CARA MELATIH ANAK DIDIK MENGHARGAI TEMANNYA
c
Saling menuliskan kebaikan dan kelebihan diri teman mereka masing-masing.

      Kita sering mendengar anak-anak usia 8 sampai 12 tahun cenderung belum bisa menghargai temannya dalam bersosialisasi. Apalagi sosialisasi lingkungan tempat anak tinggal berada di lingkungan yang kurang perhatian orang tua, sehingga mereka cenderung meniru orang-orang dewasa di sekeliling mereka atau meniru tayangan-tayangan yang ada di tv dan media masa. Masih untung jika lingkungan tempat mereka tinggal adalah orang-orang yang sopan dan santun serta mau saling menghargai tetangganya. Namun, bila lingkungannya adalah lingkungan yang ramai, penuh dengan persaingan yang tidak sehat, hal ini bisa menjerumuskan anak-anak ke dalam lingkungan yang tidak baik. Adat kesopanan dan kesantunan selalu diabaikan, sehingga akan timbul hal-hal yang tentu saja tidak kita inginkan, seperti saling mengejek teman, berkelahi dan sebagainya.


Ketika siswa berada sepenuhnya di lingkungan sekolah, bisa saja hal ini diminimalisir, asal memang senantiasa selalu mendapat perhatian yang lebih oleh pihak sekolah. Pelajaran tentang bagaimana cara menghargai orang lain sudah banyak atau sering kita dengar, namun realitanya ketika kita mencoba untuk menasihati anak-anak terutama siswa, kadang-kadang masih ada saja anak-anak yang cenderung suka memancing atau mengejek teman-temannya yang lain tanpa sebab. Sehingga timbul persaingan yang kurang sehat di antara mereka, yang justru menjurus kepada perkelahian.

Beberapa hal yang patut digaris bawahi adalah ketika kita sedang menemui tantangan seperti ini dalam menghadapi siswa yang berkelahi karena ejekan teman, pertama-tama yang bisa kita lakukan adalah memanggil mereka secara pribadi. Kita minta mereka untuk saling menuliskan kebaikan diri teman yang diejeknya tersebut, demikian pula teman yang diejek, kita minta ia juga menuliskan kebaikan-kebaikan atau kelebihan-kelebihan temannya tersebut. Setelah keduanya saling menuliskan kebaikan dan kelebihan diri teman mereka masing-masing, mintalah mereka untuk membacakannya di depan kita. Setelah itu baru kita minta mereka saling bersalaman dan mengambil wudhu, agar diri mereka menjadi lebih tenang. Lakukan kegiatan ini beberapa kali, maka insyaallah akan terjadi banyak perubahan pada diri anak.

Biasanya trik ini sangat manjur, karena penulis sudah sering melakukannya. Selang beberapa hari kemudian, lihatlah perubahan yang terjadi pada kedua diri siswa yang berlawanan tadi, hasilnya adalah kedua siswa tersebut akan berteman dengan akrab, bahkan bisa menjadi dua sahabat yang tak terpisahkan. Mudah-mudahan bisa diterapkan di manapun kita berada, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah, karena akhlak yang mulia tergantung bagaimana kita menanamkan budi pekerti yang baik kepada anak didik kita. Semoga bermanfaat.


*) Ditulis oleh Delta Nia, S.Pd, M.Pd. Guru SDIT Al Ittihad Rumbai 
BAHAYA MABUK PUJIAN
unggul

Bahaya Mabuk Pujian

Dipuji, dikagumi, diperlakukan spesial itu sangat nikmat, sehingga banyak orang yang sangat merindukannya.
Dan bagi yang tak hati – hati dan tak kuat iman, akan banyak kerusakan yang timbul bila sudah diperbudak dan mabuk pujian.
Seperti orang mabuk; berpikir, berbicara, bersikap dan mengambil keputusan menjadi tak normal / error.
Hati akan cenderung hilang kepekaan, mudah tersinggung dan sakit hati bila orang tak memuji atau mmperlakukannya tak sesuai harapan.
Hidup selalu galau, sangat cemas orang tak lagi memperhatikannya. akal selalu berputar akibatnya jadi kurang peduli kepada yang lain, selalu orientasi diri sendiri.
Sibuk sekali membangun ‘kemasan’/topeng’ demi penilaian orang walau harus berhutang atau menanggung resiko yang berat.
Orang – orang disekitarnya pecinta penilaian manusia, tak akan merasa nyaman, karena yang bersangkutanpun tak nyaman dengan dirinya sendiri.
Hubungan dengan Allohpun semakin terhijab, walau banyak ilmu agama dan rajin ibadah, karena di hatinya bukanlah Alloh yang dituju melainkan sibuk dengan penilaian makhluk.
Mengapa orang memuji? Karena mereka tidak tahu siapa diri kita. Kalau mereka tahu siapa kita sebenarnya, pasti mereka tak akan memuji. Celakanya kalau dipuji, kita menikmati sesuatu yang sesungguhnya tidak ada pada diri ini.
Pujian dapat membuat kita jadi yakin seperti apa yang dikatakan orang, sampai kita tidak jujur kepada diri sendiri. Sebenarnya yang tahu seperti apa diri ini adalah kita sendiri. Orang yang memuji hanya menyangka saja.
Seharusnya, pujian itu membuat kita malu. Karena apa yang mereka katakan, sebenarnya tidak ada pada diri kita. Tapi bagi para pecinta dunia, mereka akan menikmati sesuatu yang tidak ada pada dirinya. Artinya, dia berbohong pada dirinya sendiri.
Bahayanya pujian itu ada tiga :
Pertama, kita jadi terpenjara oleh pujian orang. Kita takut kehilangan segala pujian pada diri. Akibatnya, kita melakukan apa saja supaya pujian itu tidak hilang. Orang yang dipuji dan memercayai pujian, dia tidak akan menerima nasihat dari orang lain. Karena dia benar-benar termakan, terbelenggu dan terpenjara oleh pujian tersebut.
Kedua, dia sangat sulit mengakui kekurangannya. Ini adalah malapetaka. Orang yang tidak bertaubat, dialah orang zalim. Orang yang tidak mau mengakui dosanya itu termasuk zalim. Kalau kita telah menyakiti orang, tetapi tidak mengakui, berarti kita sudah zalim. Zalim pada orang dan pada diri sendiri.
Ketiga, kalau orang sudah senang dipuji, maka tidak ada ikhlas dalam dirinya. Karena segala perbuatan yang dilakukannya hanya untuk mempertahankan pujian. Dia akan mengatur penampilan dan sikapnya agar terlihat baik bagi orang. Apakah mungkin orang seperti ini akan ikhlas? Jawabannya tidak! Karena dia melakukan apapun bukan untuk Allah lagi, tapi karena untuk pujiannya. Tiap hari pekerjaannya hanya berpikir bagaimana agar tetap dianggap teladan.
Seorang anak yang sudah terbiasa dipuji, berarti kita merusak dia. Dia akan merasa dirinya istimewa. Dia merasa dirinya khusus dan merasa dirinya lebih dari orang lain. Maka tunggulah ketika dia dewasa, dia tidak akan memandang orang tuanya. Karena dia dibesarkan untuk tidak jujur melihat dirinya. Dia dibesarkan untuk melihat dan membangun topengnya.
Rasulullah SAW bahkan amat tidak berkenan bila melihat orang lain memuji-muji:
“Bila kamu melihat orang-orang yang sedang memuji-muji dan menyanjung-nyanjung maka taburkanlah pasir ke wajah-wajah mereka.” (HR. Ahmad)
Jangan menikmati pujian atau jangan termakan terjebak pujian. Pujian itu bisa memabukkan diri seseorang. Segalanya bisa jadi alat untuk membuatnya dipuji. Berbuat sederhana pun bisa menjadi alat pujian, yakni, supaya dinilai tawadlu. Padahal dengan pujian-pujian itu hidupnya bisa menjadi munafik. Orang-orang di sekitarnya juga tidak nyaman, karena orang-orang tidak bisa dibeli hatinya dengan kepura-puraan.
Islam mengajarkan kita menjadi orang yang asli. Murni tanpa rekayasa dan kepura-puraan. Apa yang kita perbuat tujuannya cuma satu agar Allah menerima (ridha). Tidak ada masalah dengan penerimaan dan penghargaan dari orang lain. Yang penting apa yang kita lakukan benar, tidak menyakiti dan melanggar hak orang lain.
Tidak ada kepura-puraan, tidak ada kepalsuan. Antara perbuatan dan perkataan sama, maka akan tercipta rasa nyaman. Nyaman untuk kita, nyaman untuk orang di sekitar kita. Kalau berpura-pura, kita akan merasa tidak nyaman. Orang lain pun juga merasa sama, tidak nyaman.
Islam itu nyaman di hati betapapun badai harus dihadapi. Kenapa? Karena tidak ada kepura-puraan.

Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN BENDA

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Benda
Perubahan benda karena beberapa faktor, yaitu:
1. Pembakaran
Benda yang dibakar akan mengalmi perubahan sifat, contohnya kayu yang dibakar menjadi arang dan kertas dibakar menjadi abu,

2. Pemanasan
Pemanasan benda dapat mengubah sifat benda, contohnya beras yang mulanya keras dan setelah dimasak menjadi empuk, adonan kue yang semula encer dan setelah dipanaskan dalam oven menjadi padat dan mengembang.

3. Peletakan di udara terbuka
Minyak kayu putih yang diletakkan di udara terbuka akan menguap karena berubah menjadi gas, es batu yang diletakkan di tempat terbuka akan mencair, dan kentang yang dibiarkan di udara terbuka akan berubah warna dan akan cepat busuk. Perhatikan gambar berikut!

II. Macam-macam Perubahan Sifat Benda
Benda padat, cair, dan gas dapat mengalami perubahan wujud. Perubahan sifat benda ada beberapa jenis, yaitu perubahan wujud, perubahan bentuk, perubahan warna, perubahan rasa, perubahan ukuran, dan perubahan bau.
1. Perubahan Wujud
Perubahan wujud benda ada 6, yaitu:
a) Mencair merupakan perubahan wujud dari benda padat menjadi cair, misalnya:
- es batu yang dibiarkan di tempat terbuka akan mencair,
- lilin yang dinyalakan akan meleleh menjadi cair,
- mentega jika dipanaskan akan meleleh menjadi encer,
- es krim lama-lama mencair.

b) Menguap adalah perubahan wujud dari benda cair menjadi gas, misalnya:
- air yang dipanaskan sampai mendidih berubah menjadi uap,
- alkohol serta spritus yang diletakkan di tempat terbuka lama-lama akan habis karena menguap,
- pakaian yang basah dijemur maka pakaian akan kering.

c) Membeku adalah perubahan wujud dari benda cair menjadi padat, misalnya:
- air yang didinginkan dalam kulkas akan menjadi es batu
- agar-agar berbentuk cair pada saat masih panas, tetapi setelah dingin agar-agar berbentuk padat.

d) Mengkristal adalah perubahan wujud dari benda gas menjadi padat, misalnya:
- hujan salju dan proses pembuatan pupuk nitrogen buatan,
- kawah gas belerang, maka pada dinding-dinding kawah dilihat gas-gas belerang yang berubah menjadi kristal-kristal belerang,

e) Menyublim adalah perubahan wujud dari benda padat menjadi gas, misalnya kapur barus yang diletakkan di tempat terbuka lama kelamaan akan habis,
f) Megembun adalah perubahan wujud dari benda gas menjadi cair, misalnya:
- gelas yang berisi es batu di bagian luarnya akan muncul titik-titik air,
- udara mengembun di pagi hari,
- pada saat kita menghembuskan napas pada kaca, maka kaca menjadi berembun,
- air panas ditutup dengan piring, maka bagian atas piring yang dipakai tutup akan menetes air.

2. Perubahan warna
Perubahan warna terjadi karena pembakaran, udara, sinar matahari, serta manusia. Contohnya kertas putih yang dibakar menjadi abu hitam dan makanan yang dimasak berubah warna.
3. Perubahan rasa
Makanan yang yang belum dimasak akan berbeda rasanya dengan makanan yang sudah dimasak.

4. Perubahan bau
Makanan yang rusak baunya akan busuk berbeda makanan yang baru dipetik baunya harum.

5. Perubahan ukuran
Sayuran yang masih segar tampak besar sewaktu dimasak setelah dimasak ukurannnya tampak kecil.

Kisah Garam, Gelas dan Danau 

Kisah Garam Gelas dan Danau
Suatu ketika, seorang kakek bijaksana mendatangi cucunya yang belakangan ini selalu tampak murung. “Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah ceriamu itu?” tanya si Kakek.
“Kakek, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tidak ada habis-habisnya,” jawab pemuda itu dengan lesu.
Si Kakek tersenyum. “Ambillah segelas air dan dua genggam garam, bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.” Si pemuda pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan kakeknya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.
“Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke gelas itu,” kata Si Kakek.
“Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.”
Pemuda itu pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin. “Bagaimana rasanya?” tanya si Kakek.
“Asin, dan perutku jadi mual,” jawab pemuda itu dengan wajah yang masih meringis. Si Kakek tertawa terkekeh-kekeh melihat wajah cucunya yang meringis keasinan.
“Sekarang kau ikut aku.” Si Kakek membawa cucunya ke danau di dekat tempat mereka. “Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.”
Pemuda itu menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan kakek, begitu pikirnya.
“Sekarang, coba kau minum air danau itu,” kata si Kakek.
Pemuda itupun menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau,  lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, si Kakek bertanya kepadanya, “Bagaimana rasanya?”
“Segar, segar sekali,” kata pemuda itu sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.
“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?”
“Tidak sama sekali,” kata pemuda itu sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Si Kakek hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan cucunya itu meminum air danau sampai puas.
“Nak,” kata si Kakek setelah cucunya selesai minum.
“Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Begitulah hidup..kau masih muda dan perlu banyak makan garam kehidupan.”
“Semua orang mengalami masalah dalam hidupnya, dan merasakan asinnya penderitaan karena masalah tersebut. Namun yang membedakan adalah sangat bergantung dari besarnya hati yang menampungnya. Jadi, supaya kamu tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas, dan jadikan hatimu sebesar danau.”

Nilai yang dapat diambil:
Seperti yang telah dikatakan oleh kakek bijaksana, bahwa garam bisa kita ibaratkan sebagai masalah yang ada dalam kehidupan ini. Dan tentu saja setiap orang memiliki masalah dalam hidupnya, hanya saja cara mereka mengatasi masalah itu berbeda-beda.
Di sinilah kita harus memahami cara merespon yang baik ketika kita sedang menghadapi suatu masalah, apakah kita mau memilih menjadi gelas, yang dimana ketika ada masalah (garam) datang, dan kita merasakan penderitaannya (asinnya). Atau kita mau memilih menjadi sebuah danau, dimana ketika ada masalah (garam) datang, kita tidak terpengaruh dengan penderitaan (asin) yang ada, namun tetap positif thinking (segar).
Semoga saja cerita inspiratif kali ini bisa membangkitkan semangat kita untuk menjadi pribadi yang lebih sukses lagi.

ANTARA PENDIDIKAN, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN



Pendidikan merupakan hal terpenting bagi masyarakat, dan bagi individu sendiri, kita dapat melihat sikap atau cara berpikir seseorang dari pendidikannya,dan pendidikan merupakan pranata social yang berfungsi melaksanakan sosialisasi atau enkulturasi. Masyarakat bisa bersosialisasi antara satu dengan yang lainnya, pendidikan juga dapat tercermin dari dalam keluarga sendiri bagaimana kita bersikap dalam satu keluarga, pendidikan yang terpenting adalah dari dalam keluarga sendiri karena mereka orang yang terdekat dengan kita, dan setiap individu dalam masyarakat merupakan potensi yang harus dikembangkan untuk mendukung kegiatan yang ada didalam masyarakat, manusia juga memiliki sifat kodrat yang baik dan buruk. Dan melalui pendidikan manusia diharapkan dapat menjadi individu yang memiliki keterampilan dan ilmu yang dapat dibagikan kepada masyarakat yang ada disekitarnya.
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk bermasyarakat dan makhluk yang berbudaya, setiap individu diharapkan dapat hidup bermasyarakat dan berbudaya sehingga tidak terjadi penyimpangan tingkah laku terhadap nilai system dan norma masyarakat yang telah ditetapkan. Ada hubungan antara pendidikan,dengan masyarakat, dan kebudayaan, kebudayaan menentukan arah dan sikap seseorang, sedangkan pendidikian menentukn cara berpikir dan kreasi seseorang, jadi pendidikan dan kebudayaan sangat berrhubungan erat yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.jika dalam keluarganya diajarkan pendidikan yang baik dan mempunyai kebudayaan yang baik, maka pada saat terjun ke masyarakat kita bisa memiliki rasa toleransi yang baik dan bersosialisasi dengan cepat dan baik.

KEGIATAN-KEGIATAN YANG TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN DANA BOS

bosKementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah memastikan kenaikan dana bantuan operasional sekolah (BOS). Kenaikan ini merupakan imbas dari anggaran fungsi pendidikan yang mencapai Rp 409,1 triliun.
Kenaikan dana BOS ini berdampak pada kenaikan alokasi dana BOS yang bakal diterima oleh sekolah. Khusus untuk SMP seperti yang dikatakan oleh Direktur Pembinaan SMP Ditjen Dikdas Kemendikbud Didik Suhardi yang kami kutip dari jpnn.com.naik dari Rp 700 ribu / siswa / tahun menjadi Rp 1 juta / siswa / tahun. Sedangkan untuk jenjang SD naik dari Rp 580 ribu / siswa / tahun menjadi Rp 700 ribu/siswa pertahun.
Tentu saja hal ini menjadi berita gembira terutama bagi sekolah. Diharapkan dengan adanya kenaikan alokasi dana BOS ini akan mampu meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan di sekolah. Apalagi sistem pendistribusiannya di lakukan di awal triwulan berjalan, sehingga bisa dimanfaatkan untuk membiayai pelaksanaan pendidikan pada triwulan tersebut.
Akan tetapi sekolah perlu juga berhati-hati dalam menggunakan dana BOS tersebut, jangan sampai menggunakan dana tersebut pada kegiatan-kegiatan yang tidak diperbolehkan, seperti :
  1. Disimpan dengan maksud untuk dibungakanLARANGAN PENGGUNAAN DANA BOS
  2. Dipinjamkan kepada pihak lain
  3. Membeli software/perangkat lunak untuk pelaporan keuangan BOS atau software sejenis
  4. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, tur studi (Karya wisata) dan sejenisnya
  5. Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD Kecamatan / Kabupaten / Kota / Provinsi / Pusat, atau pihak lainnya, kecuali untuk menanggung biaya peserta didik / guru yang ikut serta dalam kegiatan tersebut
  6. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru
  7. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/peserta didik untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris sekolah), kecuali untuk peserta didik penerima BSM
  8. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat
  9. Membangun gedung/ruangan baru
  10. Membeli Lembar Kerja Peserta Didik (LKS) dan bahan / peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran
  11. Menanamkan saham
  12. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara penuh/wajar
  13. Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasi sekolah, misalnya membiayai iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara keagamaan/acara keagamaan
  14. Membiayai kegiatan dalam rangka pengikuti pelatihan/sosialisasi/pendampingan terkait program BOS/perpajakan program BOS yang diselenggarakan lembaga di luar SKPD Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan