Rabu, 07 Januari 2015

Pilih Istana Emas

Seorang pemuda selalu mengeluh karena kemiskinannya. Setelah sowan ke seorang kiai makrifat, pemuda itu pun mengikuti anjurannya untuk menjalankan shalat hajat serta tetap istiqomah melaksanakan shalat wajib lima waktu berjamaah di masjid.
''Pak Kiai, tiga tahun sudah saya menjalankan ibadah sesuai anjuran Bapak. Setiap hari saya shalat berjamaah, shalat hajat, shalat Duha dll namun, sampai saat ini saya masih saja miskin'' keluh si pemuda.
''Teruskanlah dan jangan berhenti, Allah selalu mendengar doamu. Suatu saat nanti pasti Allah mengabulkannya. Bersabarlah! '' Jawab sang kiai.
''Bagaimana saya bisa bersabar, kalau semua harga kebutuhan serba naik! Sementara saya masih juga belum mendapat rezeki yang memadai. Bagaimana saya bisa memenuhi kebutuhan hidup?''
''Ya tentu saja tetap dari Allah, pokoknya sabar, pasti ada jalan keluarnya. Teruslah istiqomah.''
''Percuma saja Pak Kiai, lebih baik saya berhenti saja beribadah... '' jawab pemuda itu putus asa.
‘Tidak boleh begitu. Sekarang anda pulang saja, semoga Allah segera menjawab permintaanmu, '' begitulah doa pak kiai.
Pemuda itu pun pulang. Rasa kesal masih menggelayuti hatinya hingga tiba di rumah. Ia menggerutu tak habis-habisnya hingga tertidur pulas di kursi serambi.
Dalam tidur itu, ia bermimpi masuk ke dalam istana yng sangat luas, berlantaikan emas murni, dihiasi dengan lampu-lampu terbuat dari intan permata. Bahkan beribu wanita cantik jelita menyambutnya. Seorang permaisuri yang sangat cantik dan bercahaya mendekati si pemuda.
''Anda siapa?'' tanya pemuda.''Akulah pendampingmu di hari akhirat nanti.''''Ohh... lalu ini istana siapa?''''Ini istanamu, dari Allah. Karena pekerjaan ibadahmu di dunia.''''Ohh... dan taman-taman yang sangat indah ini juga punya saya?''''Betul!''''Lautan madu, lautan susu, dan lautan permata juga milik saya?''''Betul sekali.''
Sang pemuda begitu mengagumi keindahan suasana surga yang sangat menawandan tak tertandingi. Namun, tiba-tiba ia terbangun dari mimpi indahnya itu.
Tak disangka, ia melihat tujuh mutiara sebesar telor bebek. Betapa senang hati pemuda itu dan ingin menjual mutiara-mutiara tersebut. Ia pun menemui sang kiai sebelum pergi ke tempat penjualan mutiara.
''Pak Kiai, setelah bermimpi saya mendapati tujuh mutiara yang sangat indah ini. Akhirnya Allah menjawab doa saya,'' kata pemuda penuh keriangan.''Alhamdulillah. Tapi perlu kamu ketahui bahwa tujuh mutiara itu adalah pahala-pahala ibadah yang kamu jalankan selama 3 tahun lalu.''

''Ini pahala-pahala saya? Lalu bagaimana dengan surga saya Pak Kiai?''''Tidak ada, karena Allah sudah membayar semua pekerjaan ibadahmu. Mudah-mudahan kamu bahagia di dunia ini. Dengan tujuh mutiara itu kamu bisa menjadi miliarder.''
'Ya Allah, aku tidak mau mutiara-mutiara ini. Lebih baik aku miskin di dunia ini daripada miskin di akhirat nanti. Ya Allah kumpulkan kembali mutiara-mutiara ini dengan amalan ibadah lainnya sampai aku meninggal nanti,'' ujar pemuda itu sadar diri.
Tujuh mutiara yang berada di depannya itu hilang seketika. Ia berjanji tak akan mengeluh dan akan menjalani ibadah lebih baik karena ia lebih memilih istana emas.
Sumber : desiran.blogspot.com  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar